Bersama Shaykh Dr Gibril Fouad Haddad, IAITF Lakukakan Pengabdian Internasional di dua Negara Malaysia & Thailand

DAWAMI
0


Pada 16 sd 21 Augustus 2025 IAITF berkesmpatan mengikuti aktifitas Rehlah Mahabbah yang dilaksankan oleh Jamaah Tarikah Naqsabandiah Haqqani Kedah Malaysia, Akademi Perantara serta kumpulan Silat yang ada di Kedah Pattani, Narasiwat Dan Yala Thailand. Tim IAITF di pimpin langsung oleh Rektor IAITF Assoc Prof. Dr. H. M. Rizal Akbar, M.Phil Dan diikuti oleh Dr. Deni Siryanto (Dekan Tarbiyah) M. Farid Firdaus, MH (Ketua LP2M) Dan Dr. Can Dawami, M.Ikom (Ketua LP2M).

Kegiatan in merupakan bagian Dari aktifitas pengabdian International menapaki Khazanah Ulama Pesisir selat Melaka. Menurut Rizal, Kawasan pesisir Selat Melaka, yang membentang dari pesisir timur Sumatra hingga Semenanjung Melayu dan Pattani di Thailand Selatan, merupakan salah satu pusat peradaban Islam tertua dan paling berpengaruh di Asia Tenggara. Di sepanjang jalur maritim ini, Islam tidak hanya disebarkan melalui perdagangan dan diplomasi, tetapi juga melalui jaringan keilmuan para ulama dan pesantren (pondok) tradisional yang membentuk fondasi kokoh bagi masyarakat Muslim. Kehadiran para ulama besar seperti Sheikh Abdullah Ibn Harun As-Sumaterani, Sheikh Abdul Jalil Dato’ Maharaj Qadi, Sheikh Daud al-Fatoni, dan Sheikh Somad al-Palembani menunjukkan betapa kawasan ini telah melahirkan tokoh-tokoh yang memiliki kontribusi penting dalam penyebaran ilmu tasawuf, fiqih, tafsir, dan pendidikan Islam secara umum.

Warisan spiritual dan intelektual para ulama ini tidak hanya menjadi sumber inspirasi sejarah, tetapi juga menjadi fondasi bagi pembangunan peradaban Islam masa kini. Tradisi zikir, suhbah, pengajaran kitab kuning, dan pendekatan tasawuf telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Muslim pesisir Selat Melaka. Sayangnya, dalam arus modernisasi dan globalisasi, nilai-nilai ini mulai tergerus dan terlupakan, terutama oleh generasi muda. Oleh karena itu, perlu ada upaya nyata untuk menyambung kembali mata rantai sanad keilmuan dan spiritualitas Islam yang telah diwariskan oleh para tokoh terdahulu.

Program REHLAH MAHABBAH: Napaktilas Khazanah Ulama Pesisir Selat Melaka hadir sebagai inisiatif untuk menghidupkan kembali kecintaan terhadap ilmu, ulama, dan warisan sejarah Islam yang selama ini tersembunyi dalam jejak-jejak maqam, manuskrip kuno, pondok tradisional, dan tradisi lisan masyarakat setempat. Dengan menggabungkan elemen ziyarah, majlis ilmu, dan dokumentasi sejarah, kegiatan ini menjadi upaya nyata untuk menghadirkan kembali wajah peradaban Islam yang luhur, berakar, dan kontekstual bagi masyarakat Muslim hari ini.

Yang menjadi kekuatan utama dalam kegiatan ini adalah kehadiran dan bimbingan langsung dari ulama kenamaan dunia, Sheikh Gibril Fouad Haddad. Beliau adalah seorang ulama hadits, mufassir, dan sufi kontemporer yang berasal dari Lebanon dan saat ini bermukim di Brunei Darussalam. Dikenal sebagai murid dari almarhum Maulana Shaykh Nazim Adil al-Haqqani dan salah satu otoritas dalam bidang sanad dan keilmuan klasik Islam, Sheikh Gibril telah menulis puluhan karya ilmiah dan aktif menyampaikan ilmu di berbagai belahan dunia. Kecendekiaannya dalam bidang hadits, aqidah, dan tasawuf menjadikan beliau sebagai figur otentik untuk membimbing kegiatan spiritual sekaligus akademik seperti Rehlah Mahabbah ini. Kehadirannya memberikan dimensi sanad keilmuan dan spiritual yang kuat kepada seluruh rangkaian kegiatan.

Lebih dari sekadar ziyarah, program ini juga merupakan platform kolaboratif antarnegara dalam bidang pendidikan, spiritualitas, dan budaya Islam. IAITF Dumai sebagai institusi pendidikan Islam di pesisir timur Sumatra, bekerjasama dengan Perantara Akademi Melaka dan jaringan pondok di Malaysia–Thailand Selatan, akan membentuk jejaring dakwah dan keilmuan regional yang saling memperkuat. Di samping itu, kegiatan ini menjadi momen reflektif untuk mengevaluasi posisi umat Islam di kawasan ini dalam menghadapi tantangan zaman yang kompleks.

REHLAH MAHABBAH juga memuat agenda pertemuan lintas budaya dan lintas tarekat yang sangat penting untuk mempererat ukhuwah Islamiyah. Majlis-majlis zikir, maulid, tausiyah, serta pertunjukan seni Islam seperti silat tradisional akan menjadi wahana ekspresi cinta terhadap Nabi Muhammad SAW dan warisan para wali. Ini juga menjadi upaya untuk memperkenalkan nilai-nilai sufistik dan adab Islami kepada generasi muda yang saat ini semakin rentan terhadap polarisasi ideologis dan degradasi spiritual.

Diharapkan pula kegiatan ini dapat memantik inisiatif pengembangan pusat-pusat pendidikan Islam berbasis warisan lokal, seperti pembangunan dergah atau pondok pesantren yang menghidupkan kembali metode pengajaran tradisional dengan pendekatan kontemporer. Lokasi-lokasi strategis seperti Tikam Batu, Pattani, dan Narathiwat yang dikunjungi dalam program ini juga akan dijadikan titik awal perencanaan kolaborasi institusional, seperti pertukaran santri, penerbitan karya ilmiah, dan kegiatan riset bersama.

Akhirnya, REHLAH MAHABBAH adalah lebih dari sekadar perjalanan fisik. Ia adalah perjalanan hati dan akal menuju mahabbah — cinta yang mendalam kepada Allah, Rasul-Nya, dan para pewaris ilmu-Nya. Dengan memadukan nilai-nilai spiritual, intelektual, dan sosial-budaya, program ini menjadi simbol kebangkitan kembali ruh Islam yang rahmatan lil ‘alamin di kawasan pesisir Selat Melaka yang telah lama menjadi titik temu peradaban Islam Asia Tenggara.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)